Kamis, 24 September 2015

Cerpen Remaja-My Little Angel



MY LITTLE ANGEL



Karya : Nopelia Nuraeni

Namaku Maharani Angel. Aku duduk duduk di bangku SMA kelas X. Disekolah aku selalu dikatakan orang aneh, karena aku tidak suka keramaian. Bahkan di sekolah aku tidak mempunyai teman, karena mereka sealu berpikiran bahwa aku sudah gila. Aku tidak peduli semua orang mengatakan hal apapun terhadapku.
Malam hari adalah waktu yang aku suka, kenapa? Karena pada malam hari aku dapat merasakan ketenangan dalam hatiku yang sedih. Bintang? Ya, bintang adalah suatu benda langit  yang selalu aku lihat di saat hati ini mersakan kesepin yang amat besar. Walaupun bintang hanyalah benda langit yang tak bisa bicara, tapi sinarnya selalu membuatku tersenyum di saat aku lagi sedih.
Malam ini aku sangat sedih karena tidak ada bintang yang menemaiku. Mungkin bintangnya tertutupi awan tebal sehingga sinarnya tak terlihat sedikitpun. Aku pun mulai beranjak ke kamar untuk tidur karena aku sangat lelah dengan aktivitas tadi di sekolah.
“ Angel... angel bangun sayang ini sudah pagi. Hari ini kan kamu harus upacara hari senin, jadi kamu harus ke sekolah lebih awal sayang” ucap mama membangunkanku. “ iya ma aku mandi sekarang” jawab angel.
#sekolah
            Tettt.. tettt... bel sekolahpun berbunyi, setelah upacara akupun segera berlari menuju kelas kudan “ Brakkk” tiba-tiba akupun terjatuh karena  tertabrakoleh seorang pria “ Sorry gua gak sengaja. Lo gak kenapa- kenapa kan? ” sambil mengulurkan tangan kepada ku. “ ya, gua gak kenapa-kenapa ko” aku pun tersenyum kepadanya dan kemudian meninggalkan nya.
            Setelah pulang sekolah, aku memutuskan untuk mampir telebih dahulu ke toko buku yang ada di sebrang sekolah. Aku berniat untuk membeli buku novel karena buku yang ada di rumah sudah aku baca. Aku mulai memilih buku yang ingin aku beli, pas aku mau ambil satu buku yang menurutku menarik tiba-tiba saja ada orang lain yang mengambil buku itu dan ternyata itu adalah cowo yang tadi pagi menabrak ku. “ lo mau beli buku ini?” aku pun bengong seketika melihat wajah ganteng cowo ini. “ hey!!! Ditanya ko malah bengong” seketika pun aku mulai tersadar “ iya, tapi kan lo duluan yang megang buku itu. Berarti buku itu milik lo kan?”. “Haha gua cuman iseng ko, ni buku lo. Oh iyah kenalin nama gua akbar” sambil mengulurkan tangan kepadaku. Akupun menjabat tangannya kembali. “ nama gua angel” “ emmm angel yah.. nama itu mengingatkan gua pada seseorang” aku mulai heran dengan apa yang dikatakan nya barusan. Dengan rasa penasaran, akupun menanyakannya “ dia siapa? Pacar lo? “ “bukan ko. Sudahlah jangan di bahas” aku pun pergi ke kasir untuk membayar buku ini dan langsung pulang ke rumah.
#rumah
Seperti biasa setiap malam hari aku selalu melihat bintang di jendela kamarku sambil menulis di buku harian ku. Akupun mulai menulis “ Dear diary... hari ini aku seneng banget. Hari ini aku ketemu cowo baik ganteng pula, nama nya Akbar. Nama nya sangat indah seperti bintang-bintang yang ada di langit malam ini.. aku harap dia seperti bintang kecil ku yang slalu ada buat ku.. amiin” setelah aku selesai menulis di buku harian ku tiba-tiba saja ada bintang jatuh aku langsung meminta sebuah permintaan ” Ya Allah mudah-mudahan dia jadi pengganti bintang kecilku.. mudah-mudahan aku bisa menjadi teman baiknya”. Setelah selesai make a wish, akupun pergi ke kamar karena aku sudah mulai ngantuk dan seketika itu mulai terhampar di kasurku.
Pagi hari yang cerah dengan udara yang masih sejuk aku berangkat sekolah dengan berjalan kaki karena hari ini papa berangkat sangat pagi,  jadi dengan terpaksa akuharus ke sekolah dengan berjalan kaki. Ku langkahkan kaki ini dengan senyuman di pagi hari yang cerah. Saat aku sedang asik berjalan, sebuah motor sport berhenti tepat dihadapanku. Perlahan-lahan ia membuka helmnya, dan ternyata dia Akbar. “Oh tuhan, dia.. mimpi apa aku semalam sehingga aku bisa melihat  wajahnya sedekat ini”. Ucap batinku. “Hey.. ko lu bengong aja, ayo naik” “ta-ta-ta tapi..” “ayo.. sudah siang nih, entar terlambat lagi” aku pun naik ke motornya dan tidak lama kemudian kami pun sampai di sekolah. “thank’s yah udah ngasih tebengan buat gua” “haha.. kaga ngapa lagi, lagian kan kita satu sekolah” “emm.. kalo gitu gua duluan yah” aku pun meninggalkan akbar dan segera masuk ke kelas.
Istirahatpun tiba, aku langsung pergi menuju taman belakang sekolah. Tempat ini sangat sering aku kunjungi, karena taman ini tidak cukup ramai jadi aku bisa membaca novel dengan tenag tanpa ada gangguan dari seseorang. Saat aku sedang asik membaca tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkan ku dari belakang “woy!!! Sendirian aja lo” “apaan sih lo ganggu gue aja” jawabku sinis “biasa aja lagi jawabnya. Pantesan aja gak ada satu orang pun yang mau berteman sama lo, orang lo nya sinis gitu” “ maksud lo apa? Lagian gua seneng-seneng aja tanpa ada satu orang pun yang nemenin gue” karena aku sudah mulai kesel dengan tingkah lakunya, aku pun pergi dari tempat itu dan menuju ke kelas. Tidak lama setelah pelajaran matematika, bel pulang pun berbunyi. Aku dan seluruh siswa/i pun berhamburan menuju gerabang sekolah. Saat aku sedang melangkahkan kaki tiba-tiba “ woy! Malaikat tunggu!” seketika itu pun aku berhenti “huhh cape banget sih ngejar lu jalan” “lagian siapa suruh lu ngejar gue. Kenapa lu manggil gue malaikat hah?” aku berusaha menahan kekesalan ku yang tadi di taman. “gua Cuma mau minta maaf sama lu... oh iyah gua manggil lo dengan sebutan malaikat karna nama lo angel” “ okeh gua mau maafin lo. Tapi apa urusannya nama gue sama sebutan malaikat” “ bukannya angel itu malaikat yah?” “iyah juga sih..” “oh iyah, apa gue boleh jadi temen lo” aku ngerasa aneh dengan apa yang di katakannya. “apa gue gak salah denger?” “ya enggak lah” “baiklah.. yaudah kalo gitu gue duluan yah bokap gua udah jemput tuh. Bye!” aku segera pulang ke rumah.
#rumah
            “Assalammualaikum..”ku ucapkan salam pada seorang wanita yang aku cinta yang sedang menyiapkan makanan siang buatku dan papa, yaitu mamaku. “walaikumsalam sayang.. kamu udah pulang? Yaudah sekarang kamu ganti baju setelah itu kamu makan yah” “iyah mah” aku langsung pergi ke kamar untuk  mengganti baju dan setelah itu aku menuju meja makan. “wah mama masak apa hari ini? Wangi nya harum banget pasti enak.” Celotehku “ kamu bisa aja.. hari ini mama masak makanan ke sukaan anak mama” “wah.. ayam goreng” aku segera melahap makanan yang ada di depan ku. “angel makanannya di habiskan yah, udah makan kamu jangan lupa makan obat nya ya “ saat mendengar kata obat, rasanya selera makan ku hilang seketika. “mah.. kenapa sih hidup aku harus tergantung pada obat itu” saat aku bertanya seperti itu mama pun meneteskan air matanya “angel ko kamu nanya itu sama mama. Mama dan Papa nyuruh kamu minum obat itu demi kebaikan kamu” “pah... buktinya apa walaupun aku minum obat, aku masih tetep sakit kan pah?” aku pun pergi meninggalkan mama dan papa dan segera pergi ke kamar untuk menenangkan pikiran. Di kamar aku menangis sehisteris mungkin. Tidak lama kemudian aku memutuskan pergi ke taman yang tidak jauh dari rumah.
#taman
            Di bangku taman aku hanya bisa melamun meratapi kesedihan yang ada pada diriku sekarang. Beribu-ribu pertanyaan muncul di benakku. Aku gak tau apa yang harus aku lakukan, rasanya hidupku hanya tinggal seujung kuku. Saat aku sedang melamun, seseorang duduk persis di sebelahku. Tak peduli siapa orang itu. Tapi tiba-tiba dia memberikanku sapu tangan, aku pun mengambilnya dan langsung menghapus air mata ini. “lo kenapa?” dari suaranya aku mengenali orang itu. Akupun menjawabnya “lo disini. Gue cuma sedih aja dengan keadaan gue yang seperti ini” “maksud lo?” “apa lo tau? Betapa menderitanya hidup gue. Hidup gue tergantung pada butiran obat, dan itu yang buat gue sedih akbar. Gue sakit jantung” akbarpun tersenyum mendengar apa yang telah aku katakan “ko lo tersenyum sih? Lo seneng yah liat temennya menderita” “angel... apa lo tau betapa lebih menderita nya hidup gue? Lo hanya hidup dengan beberapa butiran obat. Sedangkan gue? Selain harus minum obat, gua harus kemotrapi setiap minggunya dan itu sangat menyakitkan. Seharusnya lo bersyukur dengan keadaan lo yang sekarang” akupun terdiam seketika. Aku berpikir penyakit apa yang ia derita. Dengan rasa penasaranku, aku pun bertanya padanya “emang lo sakit apa?” “gue kanker paru-paru, dan sekarang penyakit gue udah stadium 4”“jadi lo?” dia pun memotong pembicaraanku “dari pada lo sedih mending sekarang lo pulang dan istirahat. Lagian sekarang kan udah mulai sore. Yaudah gue anterin pulang” akupun tidak dapat berkata apa-apa lagi dan yang bisa aku lakukan hanya menganggukan kepalaku dan pada ahirnya aku pulang di anterin akbar sampai depan rumah. “akbar makasih hari ini udah ngajarin beberapa hal yang penting bagi hidup gue” akbarpun hanya tersenyum dan meninggalkan ku.
Dear diary....
Aku benar-benar gak nyangka, ternyata ada orang yang di berikan penyakit yang sulit di obati tetapi dia masih bersyukur dengan keadaannya. Akbar... makasih hari ini lo udah ngajarin banyak hal buat gue. Gue gak nyangka ternyata penyakit lo lebih parah dari gue. Mudah-mudahan kita di berikan kesehatan sama tuhan. Amiin.
            Dua bulan telah berlalu. Tidak terasa akhirnya aku sama akbar bisa berteman sejauh ini. Kemana-mana kita selalu berdua, bahkan setelah aku berteman sama akbar tidak ada lagi orang di sekolahku yang memanggilku orang aneh. Sudah tiga hari aku tidak bertemu akbar karena selam tiga hari ini akbar tidak masuk sekolah, bahkan dia tidak mengabariku. Setelah pulang sekolah, aku memutuskan untuk pergi ke rumah akbar.
            Tok tok tok “assalammualaikum...” beberapaka kali aku mengucapkan salam tetapi tidak ada seorangpun yang menjawabnya. “akbar kemana yah? Rumahnya juga sepi” aku memutuskan untuk menghubungi akbar, tapi handphone nya gak aktif. Tidak lama sebuah mobilpun berhenti di depan rumah akbar. Seorang perempuan cantik keluar dari sebuah mobil itu dan kemudian dia menghampiriku. “kamu siapa? Ada perlu apa kamu datang kesini?” didalam hati aku bertanya-tanya siapa orang ini. “aku angel tante. Apa tante mama nya akbar”. “kamu angel yang suka diceritain oleh akbar kan?” oh tuhan jadi selama ini dia selalu cerita tentang aku sama mamanya. Ucap batinku. “iyah tante.. akbarnya ada?” saat aku menanyakan akbar, wajah tante ini berubah 180 derajat. Aku pun mulai heran, apakah terjadi sesuatu sama akbar. “angel.. sekarang akbar sedang koma di rumah sakit. Kita hanya bisa mendoakan akbar, karena untuk saat ini dokter tidak bisa melakukan apa-apa.” Saat mendengar keadaan akbaryang sekarang sedang koma, butiran air mata ku seketika menetes. Aku langsung pergi ke rumah sakit dengan menggunakan taxi.

#rumah sakit
            Sesampainya di rumah sakit, aku berlari menuju ruangan akbar. Ku bukakan pintu ruangan, aku melihat seorang pria kurus yang sedang berjuang untuk hidup. Semua tubuhnya terpasang selang impusan yang dipasangkan oleh dokter. Ku langkahkan kaki ini perlahan menghampirinya. Oh tuhan dia benar-benar akbar (dengan derasair mata ini keluar). Kenapa engkau tega membuat dia kesakitan seperti ini. Aku benar-benar gak tega melihat sosok pria yang aku sayangi seperti ini. Ku pegang tangan mungilnya “akbar lo harus kuat... lo harus sembuh biar kita bisa sama-sama lagi hiks” tidak lama tangan akbar bergerak dan dengan perlahan dia membuka matanya. Dengan nada yang lemas dia memanggilku “my little angel...” dengan perasaan yang campur aduk aku menjawabnya “iyah my little star hiks...” “ko kamu nangis sih... mulai saat ini kamu gak boleh nangis yah.. karena aku gak mau orang yang aku sayang nangis” mendengar perkataan akbar, aku langsung memeluknya.
            Sudah beberapa hari kondisi akbar tidak terlalu parah, dan untuk beberapa hari kedepan dia harus di rawat di rumah sakit. Setiap pulang sekolah aku selalu pergi ke rumah sakit untuk menengok akbar. Seperti yang aku lakukan saat ini. Entah kenapa hari ini kayanya aku tidak mau meninggalkan akbar, mungkin karena aku masih kangen kali ya. “angel ko lo belum pulang ini kan udah malam?” “gue masih kangen sama lo” “emmm kalo gitu lo mau gak nemenin gue liat bintang malam ini?” “ayo..” aku pun mengajak akbar pergi ke taman yang ada disini dengan menggunakan kursi roda. “malaikat.. bintangnya indah yah kaya lo” aku pun tertawa dengan apa yang telah ia katakan. “gombal” “gua serius lagi” “bar.. lo liat satu bintang yang paling bersinar itu gak?” sambil menunjuk kearah bintang “iyah.. kenapa?” “bintang itu kaya lo yang selalu buat hidup gua menjadi lebih bersinar” akbar hanya tersenyum, dan seketika suasana terasa hening. Tiba-tiba “malaikat.. ada bintang jatuh tuh. Bagaimana kalo kita make a wish?” “okeh..” kami pun memejamkan mata dan segera membuat permohonan.
Angel# Ya Allah aku ingin akbar sembuh... aku juga ingin kita selalu bersama amiin.
Akbar# Ya Allah aku rela jika aku harus meninggalkan dunia ini... tapi aku mohon buatlah angel bahagia tanpa ada aku di sisinya.. sembuhkanlah dia amiin
            Setelah aku selesai membuat permohonan, aku pun membuka mataku. Aku melihat akbar masih memejamkan matanya. “bar ko lo lama sih make a wishnya. Bar bangun... akbar lo bangun” aku mencoba menggerakan badannya tetapi dia tidak bangun juga. Aku mencoba menekan urat nadinya. Tuhan kenapa urat nadinya tidak berdenyut lagi. Aku mencoba memeriksa nafasnya, tapi dia juga tidak bernafas. Ya tuhan, akbar udah meninggal. Akupun langsung memeluk tubuhnya dengan erat. “akbar kenapa lo ninggalin gue... gue sayang sama lo bar”.
            Akbar telah meninggalkan dunia ini sudah 2 hari, aku sangat sedih atas meninggalnya dia. Saat aku sedang melamun, mama akbar memebriku sebuah bantal bintang dan satu buah surat. Aku pun mulai membuka surat itu.
Dear my litte angel...
Mungkin saat kamu baca surat ini aku sudah tidak ada di dunia ini... angel makasih kamu selalu buat aku bahagia.. aku sayang kamu.. aku harap kamu suka yah dengan hadiah yang aku berikan.. jangan pernah lupa untuk selalu minum obat.. jaga terus kesehatan mu ya sayang I LOVE YOU..
TAMAT!!!